TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG "viharagirisantiloka.blogspot.com", Semoga Blog ini bermanfaat untuk orang banyak,.... JANGAN BOSAN-BOSAN YA,.. DI TUNGGU KEDATANGANNYA KEMBALI :)
Untuk memudahkan Sahabat membaca artikel-artikel dan update selalu dari blog Viharagirisantiloka.
kini telah hadir digengamanmu, sebuah aplikasi Viharagirisantiloka diandroid,. 
Sahabat bisa langsung Download GRATISSSSS 

DOWNLOAD

Selasa, 12 Mei 2015

BANGGA AKU JADI UMAT BUDDHA


Oleh : Pak Parlan
(Naskah Lomba Menulis Buddhazine.com)

“Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan modern, agama itu adalah agama Buddha” Abert Einstein.
 Menjadi umat Buddha sangatlah beruntung. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh secara langsung maupun secara tidak langsung. Mulai manfaat yang dapat kita rasakan langsung di kehidupan ini ataupun untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya yang lebih bahagia. Melalui tulisan ini saya akan memaparkan beberapa alasan utama saya mengenahi mengapa saya sangat bangga beragama Buddha.
Sang Buddha adalah sosok guru agung yang sangat luar biasa. Keagungannya di hormati tidak hanya di alam manusia melainkan ke seganap alam semesta. Sehingga beliau sering di kenal dengan sebutan guru dewa dan manusia. Keagungan Buddha yang tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh besar lainya adalah welas asihnya yang maha luas. Beliau sekalipun tidak pernah menyelesaikan persoalan-persoalan dengan cara kekerasan. Beliau sangat mengutamakan cinta kasih, kerendahan hati, dan kebijaksanaanya  untuk menyelesaikan setiap persoalan yang di hadapi oleh manusia. Selain itu Sang Buddha juga tidak pernah memaksakan para pengikutnya (umat Buddha) untuk mempercayai begitu saja ajaran yang disampaikan oleh Buddha, melainkan di selami/rasakan sendiri terlebih dahulu kebenarannya barulah mengerti dan percaya akan kebenaran tersebut bukan sebaliknya. Inilah alasan saya yang pertama mengapa aku bangga menjadi umat Buddha.
Ajaran – ajaran yang diajarkan oleh guru Buddha sangatlah realistis dan sistematis. Pertanyaan – petanyaan tentang kehidupan dapat terjawab dengan jelas dan masuk akal. Seperti kenapa kehidupan ini selalu mengalami perubahan? Mengapa ada orang yang kaya dan ada yang miskin, ada yang sakit dan ada yang sehat, ada yang tampan dan ada yang jelek? Dari mana aku berasal? Kemana setelah aku meninggal? Siapa di balik semua yang mengatur keadaan/kondisi tersebut? Mengapa hidup ini penuh derita? Bagaimana cara mengatasi derita tersebut?, dengan memahami ajaran Buddha maka semua pertanyaan tersebut dapat terjawab dengan sangat jelas. Buddha menguraikan ajaran-Nya secara bertingkat sesuai kondisi/kemampuan orang yang menerimanya, dari yang mudah di pahami (dasar) sampai ajaran yang hanya dapat di mengerti setelah di selami/dicapai oleh orang itu sendiri. Inilah alasan saya yang kedua mengapa aku bangga menjadi umat buddha.
Umat Buddha memiliki kepedulian/jiwa sosial yang tinggi. Ajaran yang disampaikan oleh guru Buddha mengundang untuk dibuktikan oleh setiap orang yang mempelajarinya. Berdana merupakan salah satu ajaran Buddha yang paling sering di praktikkan dan sudah menjadi tradisi di lingkungan buddhis mulai dari orang tua hingga anak-anak balita. Seperti ketika ada bencana alam, saat membanguan vihara, melihat saudara sakit, begitu pula ketika melihat banyak anak yang tidak bisa sekolah maka banyak umat buddha yang peduli untuk membantunya.  Seperti yang saya alami dan puluhan teman – teman ketika sekolah dahulu. Walaupun terkendala dalam materi, akan tetapi saya tetap dapat mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga lulus sarjana satu (S-1) dengan beasiswa dari para donatur. Bukan karena saya pintar atau kenal dengan para donatur malainkan karena saya seorang buddhis sehingga para umat buddha dengan belas kasih membantu. Bahkan saya tidak pernah tahu profil orang yang membantu biaya pendidikan saya dari SD – SMP – SMA, yang saya tahu bahwa beliau seorang buddhis yang dermawan. Inilah alasan ke tiga aku bangga menjadi umat buddha.
Berbuat baik itu sangat gampang. Berbuat baik tidak hanya di lakukan melalui jasmani dan ucapan saja melainkan dapat dilakukan melalui pikiran. Berbuat baik tidak harus dengan materi, akan tetapi dapat dilakukan dengan gratis. Seperti berdana, berdana tidak hanya dengan materi saja akan tetapi dapat melalui ucapan dan pikiran. Bahkan jika dilihat dari kualiatasnya, berdana lewat pikiran dan ucapan jauh lebih tingi dibandingkan dengan dana materi. Dari bangun tidur, beraktivitas hingga mau tidur lagi dapat setiap saat berbuat baik karena berbuat baik tidak perlu menunggu momentum yang tepat juga tidak perlu nunggu kaya, tetapi perbuatan baik dapat dilakuan kapanpun, dimanapun serta kondisi apapun.  Sehingga sangat beruntung menjadi umat buddha karena dapat memupuk kebajikan setiap saat. Inilah yang menjadi alasan keempat aku bangga menjadi umat buddha.
Tidak banyak ritual dalam mempraktikkan ajaran buddha. Walaupun buddha adalah seorang guru yang agung akan tetapi buddha tidak pernah menekankan agar umat buddha melakukan ritul-ritual tertentu yang padat untuk menunjukkan rasa hormat dan patuh kepada-Nya. Tidak seperti tokoh-tokoh besar lainnya yang padat akan ritual untuk memuji dan menghormatinya, buddha dengan kebijaksanaanya mengajarkan bahwa ritual sebagai sarana untuk memupuk kebajikan (paramita) masing-masing individu bukan semata-mata sebagai penghormatan belaka. Sehingga umat buddha dapat dengan leluasa menjalankan ritual kapan saja tanpa harus terpaku dengan waktu – waktu tertentu yang telah di tetapkan. Seperti ritual meditasi dan membaca parita yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu waktu tertentu. Inilah alasan kelima aku bangga menjadi umat buddha.
Kehidupan yang akan datang dapat kita siapkan (setting) sendiri. Apa yang saat ini kita alami merupakan hasil dari karma yang telah kita perbuat. Akan tetapi apa yang kita jalani saat ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya. Singkatnya, jika kita menginginkan kehidupan yang lebih bahagia, pupuklah kebajikan, begitu pula sebaliknya. Inilah alasan terakhir aku bangga menjadi umat buddha.




0 komentar:

Posting Komentar