Oleh : Pak Parlan
(Naskah Lomba Menulis Buddhazine.com)
“Jika ada agama
yang sejalan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan modern, agama itu adalah agama
Buddha” Abert Einstein.
Menjadi umat
Buddha sangatlah beruntung. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh secara
langsung maupun secara tidak langsung. Mulai manfaat yang dapat kita rasakan
langsung di kehidupan ini ataupun untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya
yang lebih bahagia. Melalui tulisan ini saya akan memaparkan beberapa alasan
utama saya mengenahi mengapa saya sangat bangga beragama Buddha.
Sang Buddha adalah sosok guru agung yang sangat luar
biasa. Keagungannya di hormati tidak hanya di alam manusia melainkan ke seganap
alam semesta. Sehingga beliau sering di kenal dengan sebutan guru dewa dan
manusia. Keagungan Buddha yang tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh besar lainya
adalah welas asihnya yang maha luas. Beliau sekalipun tidak pernah
menyelesaikan persoalan-persoalan dengan cara kekerasan. Beliau sangat
mengutamakan cinta kasih, kerendahan hati, dan kebijaksanaanya untuk menyelesaikan setiap persoalan yang di
hadapi oleh manusia. Selain itu Sang Buddha juga tidak pernah memaksakan para
pengikutnya (umat Buddha) untuk mempercayai begitu saja ajaran yang disampaikan
oleh Buddha, melainkan di selami/rasakan sendiri terlebih dahulu kebenarannya
barulah mengerti dan percaya akan kebenaran tersebut bukan sebaliknya. Inilah alasan
saya yang pertama mengapa aku bangga menjadi umat Buddha.
Ajaran – ajaran yang diajarkan oleh guru Buddha
sangatlah realistis dan sistematis. Pertanyaan – petanyaan tentang kehidupan
dapat terjawab dengan jelas dan masuk akal. Seperti kenapa kehidupan ini selalu
mengalami perubahan? Mengapa ada orang yang kaya dan ada yang miskin, ada yang
sakit dan ada yang sehat, ada yang tampan dan ada yang jelek? Dari mana aku
berasal? Kemana setelah aku meninggal? Siapa di balik semua yang mengatur
keadaan/kondisi tersebut? Mengapa hidup ini penuh derita? Bagaimana cara
mengatasi derita tersebut?, dengan memahami ajaran Buddha maka semua pertanyaan
tersebut dapat terjawab dengan sangat jelas. Buddha menguraikan ajaran-Nya
secara bertingkat sesuai kondisi/kemampuan orang yang menerimanya, dari yang
mudah di pahami (dasar) sampai ajaran yang hanya dapat di mengerti setelah di
selami/dicapai oleh orang itu sendiri. Inilah alasan saya yang kedua mengapa
aku bangga menjadi umat buddha.
Umat Buddha memiliki kepedulian/jiwa sosial yang
tinggi. Ajaran yang disampaikan oleh guru Buddha mengundang untuk dibuktikan
oleh setiap orang yang mempelajarinya. Berdana merupakan salah satu ajaran
Buddha yang paling sering di praktikkan dan sudah menjadi tradisi di lingkungan
buddhis mulai dari orang tua hingga anak-anak balita. Seperti ketika ada
bencana alam, saat membanguan vihara, melihat saudara sakit, begitu pula ketika
melihat banyak anak yang tidak bisa sekolah maka banyak umat buddha yang peduli
untuk membantunya. Seperti yang saya
alami dan puluhan teman – teman ketika sekolah dahulu. Walaupun terkendala
dalam materi, akan tetapi saya tetap dapat mengenyam pendidikan dari tingkat
dasar hingga lulus sarjana satu (S-1) dengan beasiswa dari para donatur. Bukan
karena saya pintar atau kenal dengan para donatur malainkan karena saya seorang
buddhis sehingga para umat buddha dengan belas kasih membantu. Bahkan saya
tidak pernah tahu profil orang yang membantu biaya pendidikan saya dari SD –
SMP – SMA, yang saya tahu bahwa beliau seorang buddhis yang dermawan. Inilah
alasan ke tiga aku bangga menjadi umat buddha.
Berbuat baik itu sangat gampang. Berbuat baik tidak
hanya di lakukan melalui jasmani dan ucapan saja melainkan dapat dilakukan
melalui pikiran. Berbuat baik tidak harus dengan materi, akan tetapi dapat
dilakukan dengan gratis. Seperti berdana, berdana tidak hanya dengan materi
saja akan tetapi dapat melalui ucapan dan pikiran. Bahkan jika dilihat dari
kualiatasnya, berdana lewat pikiran dan ucapan jauh lebih tingi dibandingkan
dengan dana materi. Dari bangun tidur, beraktivitas hingga mau tidur lagi dapat
setiap saat berbuat baik karena berbuat baik tidak perlu menunggu momentum yang
tepat juga tidak perlu nunggu kaya, tetapi perbuatan baik dapat dilakuan
kapanpun, dimanapun serta kondisi apapun. Sehingga sangat beruntung menjadi umat buddha
karena dapat memupuk kebajikan setiap saat. Inilah yang menjadi alasan keempat
aku bangga menjadi umat buddha.
Tidak banyak ritual dalam mempraktikkan ajaran
buddha. Walaupun buddha adalah seorang guru yang agung akan tetapi buddha tidak
pernah menekankan agar umat buddha melakukan ritul-ritual tertentu yang padat
untuk menunjukkan rasa hormat dan patuh kepada-Nya. Tidak seperti tokoh-tokoh
besar lainnya yang padat akan ritual untuk memuji dan menghormatinya, buddha
dengan kebijaksanaanya mengajarkan bahwa ritual sebagai sarana untuk memupuk
kebajikan (paramita) masing-masing
individu bukan semata-mata sebagai penghormatan belaka. Sehingga umat buddha
dapat dengan leluasa menjalankan ritual kapan saja tanpa harus terpaku dengan
waktu – waktu tertentu yang telah di tetapkan. Seperti ritual meditasi dan
membaca parita yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa harus
menunggu waktu tertentu. Inilah alasan kelima aku bangga menjadi umat buddha.
Kehidupan yang akan datang dapat kita siapkan (setting) sendiri. Apa yang saat ini
kita alami merupakan hasil dari karma yang telah kita perbuat. Akan tetapi apa
yang kita jalani saat ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya.
Singkatnya, jika kita menginginkan kehidupan yang lebih bahagia, pupuklah
kebajikan, begitu pula sebaliknya. Inilah alasan terakhir aku bangga menjadi
umat buddha.
0 komentar:
Posting Komentar